ANALISIS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT STOP BULLYING DENGAN MENGGUNAKAN TEORI SEMIOTIKA-Universitas Bhayangkara Jakarta Raya-Fakultas Ilmu Komunikasi-Lina Ramadani-202310415090-1A5-Semester 1-Tugas UAS Tahun Akademik Ganjil 2023/2024

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Iklan "Ayo, Stop Bullying" yang diberi judul "Kampus 5 Mengajar" mengeksplorasi isu serius tentang bullying di kalangan mahasiswa. Dalam analisis ini, akan dilakukan
dekonstruksi iklan tersebut menggunakan pendekatan semiotika untuk memahami makna yang terkandung di dalamnya. Semiotika merupakan studi tentang tanda-tanda dan makna, yang dapat diterapkan pada berbagai media termasuk iklan. Analisis semiotika akan membedah unsur-unsur iklan tersebut, termasuk elemen visual, teks, dan konteks sosial yang terkait.¹

Gambar iklan "Ayo, Stop Bullying" menampilkan tulisan "AYOI STOP BULLYING" diikuti dengan kalimat "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak." Fokus visualnya adalah pada kata-kata tersebut yang muncul
dalam huruf kapital besar dan tegas. Teks tersebut disusun dalam dua baris, di mana kata "AYOI STOP" lebih besar dan mencolok daripada kata "BULLYING," menunjukkan urgensi untuk menghentikan tindakan bullying.

Begitu juga dengan gambar berikutnya, di mana kata-kata seperti "Bodoh," "Jelek," "Kurus," "Aneh," dan "Cupu" ditampilkan dalam bentuk kaligrafi yang mencolok, menonjolkan sisi negatif dari bullying. Simbol-simbol ini menciptakan ikon-ikon visual yang memberikan pesan kuat dan langsung terkait dengan dampak negatif dari tindakan bullying. Iklan ini menggunakan hubungan sebab-akibat untuk menyampaikan pesan anti-bullying. Kalimat "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" membentuk hubungan kausal yang menggambarkan bahwa bullying tidak
hanya merugikan korban, tetapi juga merugikan pelakunya. Pesan ini dapat diinterpretasikan sebagai ajakan untuk berempati dan memahami bahwa tindakan negatif terhadap orang lain dapat menghambat pertumbuhan pribadi.

Selanjutnya, penggunaan kata-kata negatif seperti "Bodoh," "Jelek," "Kurus," "Aneh," dan "Cupu" mengarah pada indeks yang menunjukkan konsekuensi dari bullying. Dengan mengekspos kata-kata merendahkan diri, iklan ini mencoba menyampaikan
bahwa kata-kata semacam itu bisa menjadi akibat dari perilaku bullying.

Simbol-simbol yang digunakan dalam iklan ini melibatkan penggunaan kata-kata negatif sebagai simbol dari dampak buruk bullying. Simbol-simbol ini dipilih untuk merespons stereotip dan prasangka yang sering muncul dalam konteks bullying, seperti menghakimi seseorang berdasarkan penampilan fisik atau kemampuan.

Penggunaan huruf kapital dan warna yang mencolok pada kata-kata negatif menunjukkan urgensi dan kepentingan dalam mengatasi masalah ini. Warna-warna yang dipilih, seperti merah atau hitam, mungkin digunakan untuk menimbulkan
perasaan serius dan berat terhadap isu bullying.

Iklan ini jelas mencoba menjangkau kalangan mahasiswa dengan menempatkan kata-kata seperti "Kampus 5 Mengajar" sebagai latar belakang. Pilihan ini merujuk pada konteks sosial di lingkungan kampus yang seringkali menjadi tempat di mana tindakan bullying dapat terjadi.

Dengan menyoroti isu bullying di kalangan mahasiswa, iklan ini mencoba menggerakkan audiens untuk bersama-sama mengatasi masalah ini. Pilihan kata-kata seperti "AYOI STOP" juga mencirikan identitas lokal atau bahkan mungkin dialek
yang erat kaitannya dengan mahasiswa dan lingkungan kampus.

Melalui analisis semiotika, kita dapat memahami bahwa iklan "Ayo, Stop Bullying" menggunakan berbagai unsur ikon, indeks, dan simbol untuk menyampaikan pesan anti-bullying. Penggunaan kata-kata negatif sebagai simbol dampak buruk dari bullying, serta hubungan sebab-akibat yang diperlihatkan dalam iklan, menciptakan pesan yang kuat dan bersifat universal.

Latar belakang kampus sebagai konteks sosial memberikan dimensi tambahan kepada pesan tersebut, menargetkan kalangan mahasiswa sebagai audiens utama. Keseluruhan, iklan ini berhasil menggabungkan elemen-elemen semiotika untuk mengkomunikasikan pesan anti-bullying secara efektif dan memotivasi audiens untuk mengambil tindakan positif.


BAB II Landasan Teori
A. Pengertian iklan
Iklan merupakan bentuk komunikasi pemasaran yang bertujuan untuk mempromosikan, menginformasikan, dan membujuk audiens agar melakukan tindakan tertentu, seperti membeli produk atau mengadopsi suatu ide. Dalam upaya
mencapai tujuan tersebut, iklan mengandalkan berbagai elemen seperti gambar, teks, suara, dan interaksi visual untuk menarik perhatian dan membentuk persepsi positif terhadap produk atau pesan yang disampaikan. Pengertian iklan tidak terbatas pada media cetak atau televisi saja, tetapi juga mencakup kampanye pemasaran di media sosial, radio, luar ruangan, dan berbagai platform digital.²

Secara umum, iklan memiliki beberapa tujuan inti, antara lain:
1. Meningkatkan Kesadaran (Awareness): Iklan bertujuan untuk membuat audiens mengetahui keberadaan produk atau layanan tertentu. Dengan menampilkan brand, logo, atau karakteristik unik, iklan menciptakan kesadaran akan produk tersebut di benak konsumen.
2. Menciptakan Minat (Interest): Setelah menarik perhatian, iklan berusaha membangkitkan minat dalam benak audiens. Ini bisa melibatkan presentasi fitur produk, manfaat, atau nilai tambah yang membedakan produk dari pesaing.
3. Mendorong Keinginan (Desire): Iklan tidak hanya berhenti pada penciptaan minat, tetapi juga berusaha membentuk keinginan konsumen terhadap produk atau layanan tersebut. Ini dapat melibatkan pemaknaan emosional, cerita, atau penggunaan testimoni untuk membujuk audiens.
4. Panggilan untuk Tindakan (Call to Action): Iklan seringkali berakhir dengan panggilan untuk tindakan yang jelas. Hal ini dapat berupa ajakan untuk membeli produk, mengunjungi situs web, mengikuti media sosial, atau melakukan tindakan spesifik lainnya.

Iklan juga bisa dibagi menjadi berbagai jenis, termasuk iklan produk, iklan layanan, iklan sosial, dan iklan politik. Selain itu, iklan dapat berfokus pada berbagai segmen pasar, seperti iklan untuk anak-anak, remaja, atau dewasa. Pengembangan strategi iklan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang sasaran pasar, perilaku konsumen, dan tren pasar yang sedang berlangsung.

Dalam era digital, iklan juga melibatkan pemanfaatan data untuk menargetkan audiens dengan lebih tepat sasaran. Algoritma cerdas dan analisis data membantu pelaku pemasaran untuk menyajikan iklan kepada orang-orang yang memiliki potensi tertinggi untuk meresponsnya. Ini menciptakan iklan yang lebih relevan dan dapat meningkatkan efisiensi kampanye pemasaran secara keseluruhan.

Sebagai bentuk seni dan ilmu, iklan terus berkembang seiring waktu, mencerminkan perubahan budaya, teknologi, dan dinamika ekonomi. Dalam konteks globalisasi, iklan
juga menjadi jendela bagi perusahaan atau entitas untuk memasuki pasar internasional dengan menyesuaikan pesan mereka sesuai dengan kebutuhan dan preferensi lokal. Oleh karena itu, pengertian iklan mencakup berbagai dimensi yang
mencerminkan kompleksitas dunia pemasaran dan komunikasi modern.

B. Periklanan
Periklanan, sebagai suatu disiplin dalam dunia pemasaran dan komunikasi, merupakan seni dan ilmu yang bertujuan untuk mempromosikan produk, layanan, atau ide dengan menggunakan berbagai metode dan media. Dengan perkembangan teknologi dan perubahan dalam perilaku konsumen, periklanan terus berkembang, menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan tuntutan zaman.

Dalam esensi, periklanan bertujuan untuk menciptakan hubungan positif antara produsen dan konsumen. Ia bukan hanya alat untuk meningkatkan penjualan, tetapi juga sarana untuk membangun citra merek, mengedukasi konsumen, dan
memengaruhi persepsi mereka terhadap suatu produk atau layanan. Pada tingkat yang lebih luas, periklanan juga dapat berperan dalam membentuk budaya populer dan  mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap berbagai isu.

Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi menjadi salah satu pendorong utama perubahan dalam paradigma periklanan. Jika dahulu periklanan lebih banyak terkonsentrasi pada media tradisional seperti televisi, radio, dan cetak, kini kehadiran media sosial dan platform digital memainkan peran kunci dalam menyebarkan pesan iklan. Strategi periklanan saat ini tidak hanya mencakup kampanye di dunia nyata
tetapi juga memasuki ranah virtual, mengikuti konsumen yang semakin terkoneksi secara online.

Dalam merancang kampanye periklanan, pemahaman mendalam tentang sasaran pasar, perilaku konsumen, dan tren pasar sangat penting. Analisis data dan penelitian pasar membantu perusahaan untuk menentukan pesan iklan yang efektif dan memilih media yang paling sesuai untuk mencapai target audiens. Dalam konteks ini, periklanan tidak hanya tentang kreativitas tetapi juga tentang strategi yang terukur dan analisis yang cermat.

Salah satu aspek kunci dari periklanan adalah kreativitas. Penggunaan ide-ide inovatif, desain visual menarik, dan narasi yang kuat dapat membuat iklan lebih menonjol di tengah kebisingan informasi yang ada. Kreativitas membuka pintu untuk membangun daya tarik emosional dan mengingatkan konsumen terhadap merek atau produk yang diiklankan.

Lebih dari sekadar menciptakan kesadaran, iklan juga berusaha membangun ikatan emosional dengan konsumen. Melalui storytelling yang kuat, iklan dapat menciptakan
pengalaman yang lebih mendalam dan memberikan nilai tambah kepada konsumen. Kesuksesan iklan sering diukur bukan hanya dari penjualan yang meningkat tetapi
juga dari tingkat retensi pelanggan dan reputasi merek yang dibangun.

Konsep penting dalam periklanan adalah pemilihan media yang tepat. Berbagai media memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing, dan pemilihan yang cerdas dapat
meningkatkan efektivitas kampanye. Periklanan di media tradisional seperti televisi dan radio masih relevan, sementara platform digital menawarkan keunggulan dalam segmentasi audiens dan interaksi langsung.

Periklanan juga merupakan bentuk seni komunikasi yang menciptakan ruang untuk inovasi dan ekspresi. Kreativitas yang dibawa oleh iklan dapat mencerminkan nilai-nilai budaya, menyoroti isu-isu sosial, atau bahkan menjadi katalisator perubahan sosial. Oleh karena itu, iklan bukan hanya tentang menjual produk, tetapi juga tentang menyampaikan pesan-pesan yang dapat memotivasi, menginspirasi, atau bahkan
merubah cara pandang masyarakat.

Dalam era globalisasi, periklanan juga menjadi sarana bagi perusahaan atau merek untuk menavigasi pasar internasional. Mengingat keberagaman budaya dan nilai-nilai lokal, iklan perlu disesuaikan dengan konteks masing-masing pasar untuk
memastikan daya tarik dan penerimaan yang maksimal.

Dalam kesimpulan, periklanan memiliki peran integral dalam ekosistem bisnis dan komunikasi modern. Sebagai penyambung antara produsen dan konsumen, iklan menciptakan jembatan untuk memahami, memotivasi, dan menginspirasi. Periklanan tidak hanya mencerminkan perkembangan teknologi dan perubahan perilaku konsumen, tetapi juga membentuk budaya dan memberikan sumbangan signifikan dalam pengembangan dunia pemasaran dan komunikasi.³

C. Teori semiotika yang digunakan
Analisis iklan layanan masyarakat "Ayo, Stop Bullying" dengan pendekatan teori semiotika memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana pesan, gambar, dan simbol digunakan untuk mengkomunikasikan pesan anti-bullying. Teori Semiotika yang digunakan ialah teori Roland Barthes. Teori semiotika, yang melibatkan studi tanda dan makna, akan diaplikasikan untuk menguraikan unsur-unsur iklan tersebut, 
termasuk gambar, teks, dan konteks. Dalam pendekatan semiotika, iklan dianggap sebagai sistem tanda yang menyiratkan makna melalui kombinasi elemen-elemen yang terlibat.

I. Analisis Ikons (Gambar) dalam Iklan
Dalam teori semiotika, ikons diartikan sebagai tanda yang memiliki kemiripan fisik dengan objek yang direpresentasikan. Dalam iklan "Ayo, Stop Bullying," gambar yang menonjol adalah tulisan "AYOI STOP BULLYING" dengan huruf besar dan tegas. Ini berfungsi sebagai ikon yang merepresentasikan pesan utama iklan. Warna dan tata letak huruf dapat dianggap sebagai elemen ikonik yang memberikan kesan serius dan 
mendalam terkait isu bullying.

Selain itu, gambar kata-kata negatif seperti "Bodoh," "Jelek," "Kurus," "Aneh," dan "Cupu" juga menjadi ikon dalam konteks ini. Mereka membentuk gambar visual yang mempresentasikan dampak buruk dari perilaku bullying. Penggunaan kaligrafi yang mencolok memperkuat elemen ikonik ini, menambah dimensi visual dan emosional 
pada iklan.

Teori semiotika menyoroti hubungan antara tanda dan objek yang direpresentasikan oleh tanda tersebut. Pernyataan "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" menciptakan hubungan sebab-akibat yang kuat. Ini dapat dianggap sebagai indeks yang menggambarkan bahwa tindakan bullying memiliki konsekuensi negatif, tidak hanya bagi korban tetapi juga bagi pelakunya.

Demikian pula, kata-kata negatif yang dihadirkan sebagai indeks, seperti "Bodoh," "Jelek," dan sebagainya, menciptakan hubungan langsung dengan dampak buruk yang mungkin timbul dari perilaku bullying. Ini adalah strategi efektif untuk 
mengkomunikasikan pesan anti-bullying dengan mengandalkan hubungan sebab-akibat yang jelas.

Dalam teori semiotika, simbol adalah tanda yang tidak memiliki hubungan langsung atau kemiripan fisik dengan objek yang direpresentasikan. Dalam iklan ini, simbolisme dapat ditemukan dalam kata-kata negatif yang digunakan. Misalnya, kata "Cupu" mungkin menjadi simbol dari label atau stigmatisasi yang sering melekat pada korban bullying.

Pemilihan warna dan tata letak teks juga dapat dianggap sebagai simbol dalam konteks ini. Warna yang mencolok, seperti merah atau hitam, dapat diartikan sebagai 
simbol kegawatan dan seriusnya isu bullying. Simbol ini membantu menciptakan nuansa emosional yang memperkuat pesan anti-bullying yang ingin disampaikan.

Teori semiotika menekankan pentingnya konteks dalam memahami makna. Dalam iklan ini, konteks sosialnya adalah lingkungan kampus, seperti yang tergambar dalam 
tulisan "Kampus 5 Mengajar." Pilihan ini menciptakan konteks di mana bullying mungkin terjadi, terutama di kalangan mahasiswa.

Latar belakang kampus juga dapat diartikan sebagai simbol kepedulian terhadap isu ini di lingkungan pendidikan. Pesan anti-bullying diintegrasikan ke dalam konteks sosial yang relevan, menciptakan hubungan antara pesan iklan dengan realitas sosial di kalangan mahasiswa.

Dalam analisis menggunakan teori semiotika, kita melihat bagaimana iklan "Ayo, Stop Bullying" menggabungkan elemen-elemen ikon, indeks, dan simbol untuk menyampaikan pesan anti-bullying secara efektif. Tulisan, kata-kata negatif, warna, 
dan konteks sosial semuanya berinteraksi sebagai sistem tanda yang membentuk makna keseluruhan iklan.Teori semiotika membantu kita melihat lebih dari sekadar elemen visual dan teks, menggali makna yang tersembunyi dan hubungan kompleks di antara tanda-tanda yang ada. Dalam konteks iklan ini, pendekatan semiotika tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang pesan anti-bullying yang disampaikan tetapi juga mengungkap cara iklan tersebut berinteraksi dengan konteks sosialnya untuk mencapai dampak yang diinginkan.⁴


BAB III ANALISIS IKLAN
A. Mendefinisikan objek iklan
Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menggunakan berbagai unsur untuk menyampaikan pesan kepada khalayak. Iklan layanan masyarakat "Ayo, Stop Bullying" adalah contoh yang menarik untuk dianalisis dengan menggunakan
pendekatan semiotika. Semiotika adalah studi mengenai tanda-tanda dan makna yang terkandung di dalamnya. Iklan ini memiliki tujuan untuk menyuarakan kampanye anti-bullying dan menunjukkan dampak negatif dari perilaku tersebut.

•Definisi Objek Iklan
Objek iklan ini adalah kampanye layanan masyarakat yang bertujuan untuk menghentikan tindakan bullying. Iklan ini menggunakan tagline "Ayo, Stop Bullying" dan berfokus pada konsep bahwa menghina atau menarik seseorang ke bawah tidak akan membantu individu mencapai kesuksesan.

Analisis Unsur Semiotika
1. Tanda (Signs)
• Visual Signs: Iklan ini menggunakan gambar dan warna yang kuat untuk menangkap perhatian penonton. Logo "AYOI STOP BULLYING" memiliki warna merah dan hitam yang mencolok, memberikan kesan urgensi dan serius terhadap isu bullying.
• Verbal Signs: Tagline "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" menjadi pesan utama yang disampaikan. Kata-kata "Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", dan "Cupu" menjadi contoh konkrit dari tindakan bullying yang ingin dihentikan.
2. Signifikasi (Signification)
• Iklan ini ingin menyampaikan pesan bahwa bullying merugikan dan tidak produktif. Dengan mengekspos kata-kata negatif yang sering digunakan dalam bullying, iklan ini mencoba mengaitkan tindakan tersebut dengan dampak psikologis yang merugikan.
3. Codes (Kode)
• Kode warna merah dan hitam menciptakan kesan serius dan penting. Kode bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang sederhana namun tegas.
4. Denotasi dan Konotasi
• Denotasi dari gambar dan kata-kata yang digunakan secara langsung menunjukkan tindakan bullying dan dampaknya.
• Konotasi mengacu pada nilai-nilai moral dan etika yang ingin disampaikan, seperti keberanian untuk melawan bullying.

Analisis Konten Iklan
Isi iklan terdiri dari slogan "Ayo, Stop Bullying" dan kalimat "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak." Pemilihan kata-kata seperti "Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", dan "Cupu" menciptakan dampak emosional dan menggambarkan kerugian psikologis yang dapat dialami oleh korban bullying.
Penjelasan Lebih Lanjut
1. Slogan "Ayo, Stop Bullying"
• Slogan ini mengandung seruan tindakan (ayo) dan pesan langsung untuk menghentikan bullying. Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang mudah dimengerti, iklan ini mencoba mencapai audiens yang lebih luas.
2. Kalimat Pemicu Emosi
• Kalimat "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" memiliki tujuan untuk membuat penonton merenung. Ini menciptakan emosi dan kesadaran akan dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh perilaku bullying.
3. Daftar Kata Negatif
• Kata-kata seperti "Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", dan "Cupu" dipilih dengan sengaja untuk menyoroti variasi bentuk bullying yang dapat terjadi. Ini juga memperlihatkan bahwa bullying tidak hanya berfokus pada penampilan fisik tetapi juga dapat melibatkan aspek-aspek lain dari kehidupan seseorang.

Dampak Psikologis Bullying
Iklan ini secara implisit menggarisbawahi dampak psikologis dari tindakan bullying. Ketika kata-kata negatif digunakan secara terus-menerus, dapat mempengaruhi harga diri dan kesejahteraan emosional seseorang. Dengan mengekspos sisi
psikologis ini, iklan ini berusaha membuat penonton sadar akan urgensi untuk menghentikan bullying.

Iklan layanan masyarakat "Ayo, Stop Bullying" merupakan contoh yang kuat dari penggunaan semiotika dalam konteks komunikasi visual. Melalui penggunaan tanda-tanda, kode, dan pesan-pesan yang kuat, iklan ini berhasil menyampaikan pesan anti-bullying dengan efektif. Analisis semiotika membantu kita memahami bagaimana iklan ini memanfaatkan berbagai elemen untuk mencapai tujuan kampanye mereka. Dengan demikian, iklan ini tidak hanya berfungsi sebagai media promosi, tetapi juga sebagai alat untuk membangun kesadaran dan perubahan sosial terkait isu penting ini.

B. Menganalisa teks dalam iklan (menganalisa isi teks dan citra secara spesifik. berdasarkan arti kiasan dan arti bukan kiasan, serta arti sebenar yang terkandung dalam teks dan citra
Analisis teks dalam iklan "AYO STOP BULLYING" mencakup aspek linguistik dan semiotika, dengan fokus pada arti kiasan, arti bukan kiasan, serta makna sebenar yang terkandung dalam teks dan citra.

Analisis Teks:
Arti Kiasan:
1. "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak"
• Arti Kiasan: Pernyataan ini menggunakan kiasan untuk
menyampaikan pesan bahwa merendahkan atau menyakiti orang lain tidak akan membantu pencapaian kesuksesan pribadi.
• Arti Bukan Kiasan: Secara harfiah, ini berbicara tentang tindakan fisik menarik seseorang ke bawah. Namun, dalam konteks ini, itu adalah gambaran dari tindakan bully yang dapat menghambat perkembangan seseorang.

Kata-kata Negatif:
Bodoh, Jelek, Kurus, Aneh, Cupu
  • Arti Kiasan: Kata-kata ini digunakan untuk merepresentasikan berbagai bentuk bullying, termasuk merendahkan secara intelektual,fisik, dan penampilan.
  • Arti Bukan Kiasan: Secara harfiah, kata-kata ini menggambarkan penilaian negatif terhadap seseorang berdasarkan karakteristik tertentu.

Analisis Citra:
Tata Letak Visual:
   • Logo "AYO STOP BULLYING" menggunakan warna merah dan hitam yang mencolok, menimbulkan kesan urgensi dan serius terhadap isu bullying.
   • Kata-kata negatif ditampilkan dalam bentuk besar dan mencolok untuk menyoroti dampaknya.
Gambaran Visual:
   • Meskipun tidak ada gambar orang atau situasi tertentu, kata-kata negatif tersebut mewakili dampak psikologis dan emosional dari bullying.

Makna Sebenar:
• Iklan ini ingin menyampaikan pesan kuat untuk menghentikan tindakan bullying. Pernyataan "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" mengandung makna mendalam bahwa tindakan merendahkan orang lain hanya merugikan diri sendiri dalam perjalanan
mencapai keberhasilan.
• Kata-kata negatif seperti "Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", dan "Cupu" dipilih untuk memvisualisasikan variasi bentuk bullying, dan untuk menggugah empati penonton terhadap dampak yang bisa dialami oleh korban.

Iklan ini menggunakan bahasa yang kuat dan citra yang mencolok untuk menggambarkan dampak negatif dari tindakan bullying. Melalui kiasan dan representasi visual, iklan ini tidak hanya mengekspos kejahatan bullying tetapi juga
memberikan pesan moral yang kuat untuk mendorong penonton agar turut serta dalam menghentikan perilaku tersebut. Dengan cara ini, iklan mencapai tujuannya untuk membangun kesadaran dan perubahan sikap terhadap isu bullying.

C. Mengelompokkan teks dan citra yang ada berdasarkan ikon, indeks dan simbol
Pengelompokkan teks dan citra berdasarkan ikon, indeks, dan simbol dapat membantu kita memahami bagaimana elemen-elemen tersebut berkontribusi pada makna keseluruhan iklan.

Ikon:
1. Logo "AYO STOP BULLYING"
• Ikon: Kata "AYO" ditampilkan dalam huruf besar dan warna merah mencolok, menciptakan ikon yang meminta tindakan.
• Makna: Mewakili seruan untuk bersatu dan mengambil tindakan bersama melawan bullying.
2. Gambaran Visual:
• Ikon: Kata-kata negatif ("Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", "Cupu") sebagai ikon representasi variasi bentuk bullying.
• Makna: Ikon ini memberikan gambaran tentang jenis-jenis tindakan bully yang dapat terjadi.

Indeks:
1. Pernyataan "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak"
• Indeks: Pernyataan ini merupakan indeks dari konsep bahwa tindakan menyakiti orang lain dapat merugikan pencapaian pribadi.
• Makna: Menunjukkan hubungan sebab-akibat antara perilaku bullying dan kegagalan pribadi.
2. Warna Merah dan Hitam pada Logo "AYO STOP BULLYING"
• Indeks: Warna merah dan hitam memberikan indeks tentang
kecemasan dan seriusnya isu bullying.
• Makna: Memberikan kesan bahwa ini adalah isu yang mendesak dan memerlukan perhatian serius.

Simbol:
1. Kata "AYO" dan Logo
• Simbol: "AYO" dan logo berfungsi sebagai simbol seruan untuk tindakan melawan bullying.
• Makna: Melambangkan solidaritas dan keberanian untuk mengatasi isu ini.
2. Kata-kata Negatif ("Bodoh", "Jelek", "Kurus", "Aneh", "Cupu")
• Simbol: Kata-kata ini dapat dianggap sebagai simbol dari berbagai bentuk bullying.
• Makna: Merepresentasikan perasaan negatif dan merugikan yang dapat dialami oleh korban bullying.

Dengan menggunakan ikon, indeks, dan simbol, iklan ini berhasil menyampaikan pesan kompleks tentang bahaya bullying. Logo dan kata-kata menjadi ikon yang mencolok, sedangkan pernyataan dan warna menciptakan indeks yang mengarah pada makna yang lebih dalam. Kata-kata negatif menjadi simbol dari kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh tindakan bully. Penggunaan kombinasi ini membantu menciptakan pesan yang kuat dan berkesan, serta mendorong penonton untuk merenung dan bertindak melawan bullying.


D. Membuat generalisasi (membuat makna umum yang dapat menjelaskan. citra yang telah dianalisa sebelumnya)
Generalisasi dari analisis terhadap iklan "AYO STOP BULLYING" menciptakan pemahaman tentang bagaimana elemen-elemen teks dan citra berkontribusi pada pesan keseluruhan kampanye anti-bullying ini.
Makna Umum:
1. Seruan Tindakan:
• Logo "AYO STOP BULLYING" dan kata "AYO" menciptakan seruan tindakan bersama melawan bullying.
• Makna Umum: Iklan ini mengajak masyarakat untuk bersatu dan berperan aktif dalam menghentikan perilaku bullying.
2. Dampak Psikologis:
• Pernyataan "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" dan kata-kata negatif seperti "Bodoh", "Jelek","Kurus", "Aneh", "Cupu" menggambarkan dampak psikologis dari tindakan bullying.
• Makna Umum: Iklan ini menyuarakan bahwa bullying dapat merugikan kesejahteraan mental dan emosional seseorang.
3. Keseriusan Isu:
• Penggunaan warna merah dan hitam memberikan kesan serius dan mendesak terhadap isu bullying.
• Makna Umum: Menekankan pentingnya mengatasi isu bullying dengan serius dan segera.
4. Solidaritas dan Keberanian:
• Simbolisme dari kata "AYO" dan logo menggambarkan solidaritas dan keberanian untuk berdiri melawan bullying.
• Makna Umum: Iklan ini merangsang rasa persatuan dan keberanian dalam melawan perilaku bullying.

Pesan Keseluruhan:
Makna umum dari iklan ini adalah membangun kesadaran akan dampak negatif bullying dan mendorong tindakan kolektif untuk menghentikannya. Dengan menekankan dampak psikologis dan merangsang empati, iklan ini tidak hanya
memberikan pemahaman tentang kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh bullying tetapi juga menunjukkan perlunya perubahan sikap dan tindakan dalam masyarakat. Dengan menggunakan kombinasi ikon, indeks, dan simbol, kampanye ini menciptakan pesan yang kuat dan berkesan untuk membawa perubahan positif terhadap isu yang relevan ini.

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan, iklan layanan masyarakat "AYO STOP BULLYING" menonjolkan keberagaman unsur semiotika, termasuk teks dan citra, untuk menyampaikan pesan
anti-bullying yang kuat. Melalui analisis semiotika, kita dapat memahami bahwa iklan ini menggunakan ikon, indeks, dan simbol dengan cerdas. Logo "AYO STOP BULLYING" dan kata "AYO" menciptakan ikon yang membangkitkan seruan tindakan,sedangkan kata-kata negatif menjadi simbol dari berbagai bentuk bullying.
Pernyataan "Menarik seseorang ke bawah tidak akan membantumu mencapai puncak" memberikan indeks yang menggambarkan dampak psikologis dari perilaku bully. Warna merah dan hitam memberikan indeks atas keseriusan isu ini.
Kesimpulannya, iklan ini berhasil menciptakan makna umum bahwa masyarakat harus bersatu, memiliki keberanian, dan mengatasi isu bullying dengan serius. Dengan demikian, kampanye ini tidak hanya membangun kesadaran tetapi juga
mendorong perubahan sikap dan tindakan dalam upaya melawan bullying.
B. Saran
Berdasarkan analisis mendalam terhadap iklan layanan masyarakat "AYO STOP BULLYING," dapat diusulkan beberapa saran untuk meningkatkan dampak kampanye ini. Pertama, perlu dilakukan peningkatan pada elemen visual, seperti menyertakan gambar atau situasi konkret yang menggambarkan dampak langsung dari tindakan bullying.
Hal ini dapat memperkuat indeks dan membuat pesan lebih mudah dipahami oleh penonton. Selanjutnya, menggali lebih dalam konsep solidaritas dan keberanian dalam kampanye dapat memotivasi audiens untuk lebih aktif terlibat dalam perubahan sosial terkait isu bullying. Lebih jauh lagi, menyertakan statistik atau fakta yang mendukung urgensi isu bullying dapat memperkuat argumen dan memberikan kejelasan mengenai dampak yang dihasilkan. Selain itu, mempertimbangkan penggunaan media sosial dan kampanye daring dapat memperluas jangkauan pesan ini kepada generasi yang lebih muda, yang sering kali menjadi target atau pelaku bullying. Terakhir, mengevaluasi respons dan tanggapan masyarakat terhadap kampanye dapat memberikan wawasan tambahan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan pesan anti-bullying ini agar lebih efektif dalam mencapai tujuannya. Dengan perbaikan-perbaikan ini, kampanye ini memiliki potensi untuk menjadi lebih kuat dan lebih memengaruhi dalam memerangi isu yang relevan ini.


Komentar

  1. Keren, hal yang harus diterapkan! ☝๐Ÿป

    BalasHapus
  2. penjelasannya lengkap sekali

    BalasHapus
  3. mudah dipahami, menarik

    BalasHapus
  4. Penggunaan kata yang tepat dan mudah di mengertii, keren sekali!!!

    BalasHapus
  5. Good๐Ÿ‘๐Ÿป๐Ÿ‘๐Ÿป

    BalasHapus
  6. Bagus untuk dipublikasikan ke sekolah sekolah tingkat dasar samapi ketingkat tinggi
    Semangaaaaattttt

    BalasHapus
  7. terimakasih ka ilmuan bermanfaat sekali

    BalasHapus
  8. Sangat di mengerti bagus

    BalasHapus
  9. menginspirasi & sangat bermanfaat bagi pembaca

    BalasHapus
  10. sangat bermanfaat dan menginspirasi

    BalasHapus
  11. Mantapks semoga bisa di terapkan amin

    BalasHapus
  12. Bagus,, mudah di pahami

    BalasHapus
  13. iklan yang menarik dan analisis yang bagus

    BalasHapus
  14. Semoga bermanfaat untuk saudara di manapun berada ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  15. Sngt bermanfaat dan mengedukasi, terima kasih!

    BalasHapus
  16. Terima kasih, sangat bermanfaat.
    Info ini sangat berguna bagi orang tua maupun anak.

    BalasHapus
  17. Semoga bermanfaat ilmunya de Lina

    BalasHapus
  18. Semoga bermanfaat ilmunya de lina

    BalasHapus
  19. Semoga bermanfaat ilmunya de Lina

    BalasHapus
  20. Jazakillahu khoiron katsiro,Barokallohu Fii Ilmi mantap Maa Syaa Alloh Tabarokalloh๐Ÿคฒ๐Ÿ‘๐Ÿ’ช✊good job

    BalasHapus
  21. Keren, detail sekali penjelasan nya ๐Ÿ‘

    BalasHapus
  22. Mantap, penjelasan nya gampang di mengerti

    BalasHapus

Posting Komentar